Meski Stok Melimpah Kemhan Inggris Tolak Petisi Pengiriman Ranpur IFV Warrior ke Ukraina, Ini Sebabnya!
Meski Stok Melimpah Kemhan Inggris Tolak Petisi Pengiriman Ranpur IFV Warrior ke Ukraina, Ini Sebabnya!
Di tengah konflik yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, sejumlah warga Inggris
meluncurkan petisi online yang mendesak pemerintah untuk mengirimkan ranpur IFV Warrior
(Infantry Fighting Vehicle) ke Ukraina sebagai bentuk dukungan militer tambahan.
Petisi tersebut mengutip argumen bahwa IFV Warrior yang dimiliki oleh Angkatan
Darat Inggris saat ini dalam kondisi surplus dan tidak digunakan secara aktif.
Petisi tersebut dengan cepat mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk komunitas pro-Ukraina
veteran militer, dan aktivis HAM. Mereka menilai bahwa kendaraan tempur tersebut akan sangat membantu
militer Ukraina dalam mempertahankan wilayahnya dari serangan Rusia, terutama dalam pertempuran di daerah perkotaan dan lini depan.
Meski Stok Melimpah Kemhan Inggris Tolak Petisi Pengiriman Ranpur IFV Warrior ke Ukraina, Ini Sebabnya!
Namun, Kementerian Pertahanan Inggris (Ministry of Defence/MoD) secara resmi menolak petisi tersebut.
Dalam pernyataan tertulis yang dirilis melalui situs parlemen dan media nasional, pihak MoD
menegaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengirim IFV Warrior ke Ukraina
meskipun kendaraan tersebut kini sudah tidak lagi digunakan secara luas oleh unit aktif.
MoD menyatakan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan sejumlah aspek strategis, teknis
dan logistik. Kendaraan tempur Warrior, meskipun dianggap tangguh, saat ini tengah dalam proses
penghapusan bertahap dari inventaris militer Inggris, dan tidak lagi masuk dalam program modernisasi utama Kementerian Pertahanan.
Alasan Penolakan: Kesiapan Teknis dan Efektivitas Operasional
Salah satu alasan utama penolakan adalah bahwa IFV Warrior dianggap tidak lagi memenuhi standar kesiapan tempur
yang dibutuhkan dalam perang modern. Sejak diluncurkan pada awal 1980-an
Warrior memang telah menjadi andalan kendaraan lapis baja infanteri Inggris, namun usia pakainya kini dianggap sudah lewat batas optimal.
Kendaraan tersebut dinilai membutuhkan perbaikan besar dan suku cadang langka, yang membuat pengoperasiannya
di medan perang modern menjadi tidak efisien. Bahkan, program upgrade Warrior CSP
(Capability Sustainment Programme) pernah direncanakan tetapi kemudian dibatalkan oleh MoD karena tidak sebanding dengan biaya dan manfaatnya.
Kementerian juga menyampaikan bahwa pengiriman sistem senjata ke
Ukraina harus disesuaikan dengan kemampuan logistik, pelatihan, dan integrasi dengan sistem
persenjataan yang telah digunakan Ukraina sebelumnya Mengirim kendaraan seperti Warrior
tanpa dukungan teknis dan pelatihan yang memadai justru bisa menjadi beban operasional bagi militer Ukraina.
Komitmen Inggris Masih Kuat dalam Mendukung Ukraina
Meski menolak pengiriman Warrior, Inggris tetap menyatakan komitmen kuatnya terhadap dukungan militer bagi Ukraina.
Hingga kini, Inggris telah mengirimkan berbagai bantuan, termasuk sistem pertahanan udara, rudal anti-tank
kendaraan lapis baja ringan, serta pelatihan militer bagi ribuan tentara Ukraina.
Selain itu, Inggris termasuk negara yang aktif dalam mendesak komunitas internasional untuk memperkuat
dukungan terhadap Ukraina melalui NATO dan aliansi Eropa lainnya. Dukungan tersebut juga mencakup bantuan kemanusiaan, ekonomi, serta intelijen.
Reaksi Publik dan Analis Pertahanan
Penolakan pemerintah terhadap petisi ini menimbulkan reaksi beragam. Beberapa pihak memahami keputusan tersebut sebagai
langkah realistis berdasarkan kesiapan teknis. Namun, tak sedikit pula yang menilai bahwa pengiriman Warrior
meskipun tidak dalam kondisi terbaik, masih bisa memberikan nilai tambah di medan tempur Ukraina.
Pengamat militer menilai bahwa keputusan pemerintah Inggris mencerminkan pendekatan strategis jangka panjang
di mana bantuan militer harus diberikan dalam bentuk sistem yang benar-benar bisa
digunakan secara efektif dan cepat oleh militer Ukraina, tanpa beban tambahan dalam hal perawatan atau pelatihan.
Penutup
Meski tekanan publik meningkat, Kementerian Pertahanan Inggris tetap pada posisinya untuk tidak mengirim IFV Warrior ke Ukraina.
Keputusan ini mencerminkan prinsip kehati-hatian dan efisiensi dalam menyalurkan dukungan
militer, serta memastikan bahwa setiap bantuan yang diberikan benar-benar memberi dampak positif bagi pertahanan Ukraina di tengah konflik yang terus berlanjut.
Baca juga: Prospek Saham Emiten CPO SSMS Hingga AALI di Tengah Konflik Iran Vs Israel
Post Comment