Loading Now

ODGJ Diduga Bunuh Diri dengan Menggorok Leher di Perumnas Mandala

ODGJ Diduga Bunuh Diri dengan Menggorok Leher di Perumnas Mandala

ODGJ Diduga Bunuh Diri dengan Menggorok Leher di Perumnas Mandala

Peristiwa tragis terjadi di kawasan Perumnas Mandala, Medan, Sumatra Utara, ketika seorang pria yang diduga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

ditemukan tewas dengan luka gorok di bagian leher. Peristiwa ini menggegerkan warga sekitar yang pertama kali menemukan korban dalam kondisi mengenaskan pada Minggu pagi.

Kronologi Kejadian di Lokasi Perumahan

Kejadian memilukan ini diketahui sekitar pukul 06.30 WIB, saat beberapa warga sedang melakukan aktivitas pagi seperti menyapu halaman dan olahraga ringan.

Mereka menemukan tubuh korban tergeletak di salah satu sudut jalan kompleks Perumnas Mandala dengan luka sayatan di leher dan bersimbah darah.

Salah satu saksi mata, Siti, mengaku awalnya mengira korban hanya pingsan. Namun saat didekati, warga langsung panik melihat kondisi korban yang

tidak bergerak dan mengeluarkan banyak darah. Polisi dan ambulans pun segera dipanggil ke lokasi kejadian.

Identitas Korban dan Kondisi Mentalnya

Korban diketahui berinisial RP (38), warga yang sudah lama tinggal di lingkungan tersebut. Menurut keterangan warga sekitar, RP memang dikenal mengalami

gangguan kejiwaan sejak beberapa tahun terakhir. Ia sering terlihat berjalan sendirian tanpa tujuan jelas dan kadang berbicara sendiri.

Beberapa tetangga juga mengatakan bahwa RP tinggal bersama keluarganya yang selama ini berusaha merawatnya dengan baik.

Namun, belakangan kondisi mentalnya disebut semakin memburuk. Belum diketahui pasti apakah korban sedang dalam pengobatan medis saat kejadian berlangsung.

Dugaan Bunuh Diri dan Barang Bukti yang Ditemukan

Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh Tim Inafis Polrestabes Medan, ditemukan sebilah cutter yang diduga digunakan

korban untuk melukai dirinya sendiri. Tidak ada tanda-tanda kekerasan lain atau bekas perlawanan dari pihak luar, sehingga polisi sementara ini menduga bahwa korban melakukan bunuh diri.

Namun, pihak kepolisian tetap menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Medan untuk memastikan penyebab kematian.

Barang bukti seperti cutter, pakaian korban, dan rekaman CCTV dari rumah sekitar telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut.

Respons Keluarga dan Warga Sekitar

Keluarga korban tampak terpukul dan masih dalam kondisi syok. Mereka belum memberikan banyak keterangan kepada media dan meminta waktu untuk berduka.

Warga sekitar pun menyampaikan belasungkawa dan menyayangkan peristiwa tragis ini terjadi.

Beberapa warga mengungkapkan bahwa RP kerap terlihat duduk diam berjam-jam di depan rumah, namun tidak menunjukkan gelagat membahayakan orang lain

. Mereka juga menyebut bahwa keluarga korban cukup aktif menjaga dan merawat RP, meskipun kondisinya semakin sulit dikendalikan belakangan ini.

Pentingnya Perhatian terhadap Kesehatan Mental

Kejadian ini kembali membuka mata publik tentang pentingnya perhatian serius terhadap kesehatan mental.

ODGJ tidak hanya membutuhkan pengobatan medis, tetapi juga dukungan sosial dan fasilitas rehabilitasi yang memadai. Banyak kasus ODGJ yang tidak tertangani dengan baik berujung pada insiden tragis seperti ini.

Psikolog klinis menyarankan agar keluarga yang memiliki anggota dengan gangguan jiwa rutin berkonsultasi dengan tenaga profesional dan tidak ragu meminta bantuan jika gejala makin parah. Dukungan lingkungan juga menjadi faktor penting dalam membantu pemulihan ODGJ.

Penutup: Tragedi yang Mengundang Keprihatinan

Tragedi bunuh diri yang diduga dilakukan oleh ODGJ di Perumnas Mandala ini mengundang keprihatinan luas. Selain menjadi duka bagi keluarga

peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa penanganan kesehatan mental di Indonesia masih membutuhkan perhatian serius.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika melihat perilaku yang membahayakan diri sendiri atau orang lain di sekitar mereka

terutama pada individu dengan gangguan kejiwaan. Upaya preventif dan kesadaran kolektif menjadi kunci agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

Baca juga: Wanita Tenteng Tas Hermes Pindah ke Apartemen Usai Curi Berlian di Mal Jakut

Post Comment

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.