Loading Now

Pasutri Sempat Disandera KKB Di Yahukimo Dievakuasi Ke Dekai

Pasutri Sempat Disandera KKB

Pasutri Sempat Disandera KKB Di Yahukimo Dievakuasi Ke Dekai seorang kepala dusun bernama Dani dan istrinya, Geby, akhirnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Pasangan suami istri tersebut sebelumnya dilaporkan disandera oleh KKB yang terlibat dalam aksi kekerasan dan pembantaian terhadap para pendulang emas di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan.

Keduanya kini telah berada di bawah perlindungan aparat keamanan dan tengah menjalani pemeriksaan kesehatan di Distrik Dekai. Proses evakuasi dilakukan secara hati-hati melalui jalur udara oleh tim gabungan aparat TNI dan Polri. Kepala Satuan Tugas Humas Operasi Damai Cartenz-2025, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Yusuf Sutejo, menyampaikan bahwa evakuasi berhasil dilaksanakan pada Jumat, 11 April 2025, sekitar pukul 09.00 Waktu Indonesia Timur (WIT).

“Bapak Dani, selaku kepala dusun, beserta istrinya, Ibu Geby, yang sempat menjadi sandera kelompok kriminal bersenjata di wilayah Yahukimo telah berhasil dievakuasi. Keduanya tiba dengan selamat di Bandara Dekai dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan medis untuk memastikan kondisi fisik mereka,” ujar Kombes Yusuf dalam keterangan persnya yang disampaikan pada hari yang sama.

Pasutri Sempat Disandera KKB Di Yahukimo

Pasutri yang sempat disandera KKB di Yahukimo telah dievakuasi dalam kondisi selamat.

Kombes Yusuf juga menambahkan bahwa upaya pengejaran terhadap pelaku pembantaian yang diduga dilakukan oleh KKB masih terus dilakukan. Ia menegaskan bahwa aparat gabungan dari TNI dan Polri tetap disiagakan di sejumlah lokasi strategis dan titik-titik yang dianggap rawan konflik. Hal ini dilakukan guna menjamin rasa aman bagi masyarakat sipil di Yahukimo dan sekitarnya.

“Penyelidikan terhadap kasus pembantaian yang dilakukan oleh kelompok bersenjata masih terus dikembangkan. Aparat gabungan TNI-Polri telah diterjunkan ke sejumlah titik dan terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Kami berkomitmen untuk menegakkan hukum serta memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat tetap terjaga,” tegas Kombes Yusuf.

Sementara itu, proses investigasi juga melibatkan pengumpulan keterangan dari saksi-saksi yang selamat serta pemetaan wilayah konflik yang sebelumnya menjadi tempat kejadian perkara. Operasi Damai Cartenz, sebagai satuan tugas khusus di bawah koordinasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), terus memperkuat kerja sama dengan TNI dan otoritas sipil setempat untuk memastikan penyelesaian tuntas atas insiden kekerasan tersebut.

Sembilan Korban Jiwa Ditemukan, Proses Evakuasi Masih Berlangsung

Berdasarkan data yang dihimpun dari lapangan, hingga saat ini aparat keamanan telah berhasil menemukan sembilan jenazah korban pembantaian yang dilakukan oleh KKB. Dari jumlah tersebut, empat jenazah telah berhasil dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai untuk keperluan visum dan identifikasi lebih lanjut.

Kombes Yusuf menjelaskan bahwa dua jenazah telah selesai menjalani proses visum. Satu korban yang diketahui berasal dari Kabupaten Pegunungan Bintang telah dipulangkan dan dievakuasi ke wilayah Boven Digoel. Sementara satu jenazah lainnya berhasil dievakuasi dari kawasan Muara Kum dan kini juga berada di RSUD Dekai.

“Evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian mengingat medan yang sulit serta faktor cuaca yang berubah-ubah. Sampai hari ini, masih terdapat lima jenazah lainnya yang belum berhasil dievakuasi. Kelima jenazah tersebut berada di kawasan Binki dan direncanakan akan dievakuasi pada hari Sabtu, 12 April 2025, apabila kondisi cuaca memungkinkan,” terang Yusuf.

DISANDERA KKB, Pasutri Berhasil Selamatkan Diri - Suar Indonesia

Ia menambahkan bahwa seluruh proses evakuasi dilakukan dengan mempertimbangkan keamanan personel di lapangan serta kelangsungan operasi penyelamatan dan investigasi. Aparat juga memastikan bahwa tidak ada korban selamat lainnya yang masih berada dalam bahaya.

Kronologi Penyerangan KKB terhadap Pendulang Emas

Insiden penyerangan oleh kelompok kriminal bersenjata ini terjadi di kawasan pendulangan emas yang terletak di sepanjang aliran Sungai Silet, khususnya di wilayah Lokasi 22 dan Muara Kum. Serangan berlangsung selama dua hari berturut-turut, yaitu pada Minggu dan Senin, 6–7 April 2025.

Dalam aksinya, kelompok bersenjata melakukan penyerangan terhadap para pendulang emas yang tengah melakukan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut. Banyak dari mereka merupakan masyarakat sipil yang berasal dari berbagai daerah di Papua Pegunungan, termasuk pekerja harian yang menggantungkan hidupnya dari hasil tambang rakyat.

Belum diketahui secara pasti motif di balik penyerangan tersebut, namun pihak berwenang menduga adanya keterkaitan antara keberadaan sumber daya alam di wilayah tersebut dan kepentingan kelompok bersenjata yang kerap menggunakan cara-cara kekerasan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya.

Pemerintah Diminta Bertindak Tegas

Menyikapi insiden ini, sejumlah tokoh masyarakat dan lembaga kemanusiaan mendesak pemerintah pusat untuk segera mengambil tindakan tegas dalam menanggulangi eskalasi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di Papua. Selain itu, perlindungan terhadap masyarakat sipil serta pembangunan fasilitas keamanan di daerah rawan konflik menjadi tuntutan utama.

Pemerintah daerah Yahukimo melalui pernyataan resminya juga mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh upaya-upaya yang dapat menimbulkan ketegangan sosial. Kerja sama antara pemerintah, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat dinilai penting untuk menciptakan suasana yang kondusif di tengah situasi yang belum sepenuhnya aman.

Insiden ini menjadi catatan kelam lain dalam konflik bersenjata yang terus berulang di wilayah Papua. Diperlukan solusi komprehensif dan berkelanjutan agar akar permasalahan dapat diatasi melalui pendekatan dialog, pembangunan, dan penegakan hukum yang berkeadilan.

Baca Juga : Pelaku Pembunuhan Hingga Mutilasi Ditemukan Di Pesisir Selatan

Post Comment

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

You May Have Missed